;
Mahasiswa Rantau
"Nasib....nasib..............!!!"
Sering, kalimat ini dengan keras terucap. Kalimat yang muncul saat dalam kesulitan. Manakala tak ada yang bisa diharapkan untuk membantu. Teman...........??? Pasti bantu, tapi tak sepenuhnya karena kesibukan pribadinya. Apalagi orang seperti saya yang mempunyai kepribadian sungkan-sungkan minta bantuan teman. Yaaaa......, Hanya terdiam sambil berharap. Susah juga punya karkter seperti saya. Malu dan malu mengutarakan sesuatu pada teman. Mungkin hanya sesekali mengungkapkan pada teman. Bukan mungkin tapi memang saya begitu jarang (sadar diri juga nii....).
Ingin panggil kata Bapak, Mama.........saya sakit........!!! Tak ada yang menyahut. Jauhhhhhhhhhhhhhhh.....!!! Hanya panggilan sodara, adik, kaka terhadap teman yang bisa terdengar. Itulah pentingnya jika merantau. Cari teman untuk jadikan sodara. Buang jauh-jauh sikap saling bermusuhan. Hanya teman, sodara terdekat saat dirantau.
Tak terasa, sudah tiga tahun dua bulan saya berada di kediri, tempat merantau saya. Waktu yang begitu lama tapi tak terasa lamanya. Begitu banyak kisah yang telah saya lewati. Sebagai mahasiswa rantau, mungkin kisah-kisah menyedihkan yang selalu tertanam subur dalam benak.
Tinggal di rumah kontrakan dengan kamar isi seadanya. Lemari empat rak, meja belajar yang begitu kecil, rak buku yang kecil, satu buah spon yang sudah hampir lenyap. Untungnya, dalam kamar ada dua buah speaker, sebuah modem prolink dan sebuah leptop axio yang selalu selalu menyibukan saya untuk tidak terhanyut dalam kesengsaraan. hehehe.... Leptop axioo, kekasih setia saya selama berada di rantauan ini. Lewat leptop ini saya bisa menyibukan diri untuk menulis di blog seperti sekarang, menghibur diri lewat alunan-alunan musik. Dan tentu saja, lewat axioo kuno ini (axioo tipe TVW buatan pertama kale), saya dapat menyelesaikan aktivitas kuliah saya seperti tugas dari dosen dan lain-lain. Trima kasih axiooku.....
Terlepas dari hal diatas, disini saya mau mengungkapkan pahitnya menjadi mahasiswa rantau yang jauh dari orang tua seperti apa yang saya alami. Hari-hari ke kampus. Ya, wajib....!!! Yang terasa membengkak didada yaitu, pola makan. Sehari makan sekali. Dua kali saja jarang apalagi tiga kali makan. Jarang....sangat jarang. Tidak seperti saat masih dirumah. Makanan siap saji sudah disediakan Mama. Terserah, mau makan kapan saja, pokoknya semau kita. Suara Mama "Ayo makan" tak kedengaran. Berat badan yang mulanya mencapai standar kini turun 2 kg, 3 kg bahkan terkadang sampe 5 kg. Tugas dari dosen yang begitu menumpuk. Belum lagi pakian kotor yang harus dicuci. Yang cuci siapa kalo bukan sendiri cuci. Tangan cape kucak sini kucak sana. Kamar berantakan. Rapi hanya lima menit. Setelah itu, habis pakai langsung lempar itu sudah biasa. Hambur adukkk......! Memang menyedihkan benar jadi mahasiswa rantau.
Coba simak lyrik lagu PHB berikut........
Setidaknya lyrik lagu ini mencerminkan dan mewakili nasib semua mahasiswa rantau. Memang benar, teutama soal perut. Jauhnya jarak orang tua kadang membuat kantong kering saat akhir bulan. Harus menunggu tanggal muda datang saat orang tua gajian untuk ATM bisa terisi kembali. Disini penyakit maag pasti tak terhindarkan. Terutama bagi yang cewek. Coba survey saja tentang penyakit maag pada mahasiswa rantau. hehehe.,,,,
Untungnya, saya tak seperti lyrik yang berbunyi "IP jeblok, enol koma lima (lima…), Kagak lulus-lulus (sukur….)". (Yang benar saja u, tunjukin saja scan KHS u disini). Hussss, rahasialah......!!! Tpi intinya lebih dari lyrik tersebut. hehe
Lebih beruntunng lagi, saya tidak seperti bunyi lyrik ini "Kagak lulus-lulus (sukur….), Udeh 17 tahun (sukur….), jadi macan kampus (sukur….), Mahasiswa abadi (sukur….),Abadi sekali (sukur)". Walau belum lulus tapi saya tidak mau kaya itu. Semoga sesuai rencana. SSSSTTTTT........!!!
Begitulah sedikit gmbaran tentang nasib mahasiswa rantau yang jauh dari orang tua. Pasti semua yang pernah menjadi mahasiswa rantau atau yang sedangpun merasakan hal ini.
Ehhh, yang lum dengar lagu mahasiswa rantau dowload saja di stafaband atau langsung disini. DOWNLOAD
Sering, kalimat ini dengan keras terucap. Kalimat yang muncul saat dalam kesulitan. Manakala tak ada yang bisa diharapkan untuk membantu. Teman...........??? Pasti bantu, tapi tak sepenuhnya karena kesibukan pribadinya. Apalagi orang seperti saya yang mempunyai kepribadian sungkan-sungkan minta bantuan teman. Yaaaa......, Hanya terdiam sambil berharap. Susah juga punya karkter seperti saya. Malu dan malu mengutarakan sesuatu pada teman. Mungkin hanya sesekali mengungkapkan pada teman. Bukan mungkin tapi memang saya begitu jarang (sadar diri juga nii....).
Ingin panggil kata Bapak, Mama.........saya sakit........!!! Tak ada yang menyahut. Jauhhhhhhhhhhhhhhh.....!!! Hanya panggilan sodara, adik, kaka terhadap teman yang bisa terdengar. Itulah pentingnya jika merantau. Cari teman untuk jadikan sodara. Buang jauh-jauh sikap saling bermusuhan. Hanya teman, sodara terdekat saat dirantau.
Tak terasa, sudah tiga tahun dua bulan saya berada di kediri, tempat merantau saya. Waktu yang begitu lama tapi tak terasa lamanya. Begitu banyak kisah yang telah saya lewati. Sebagai mahasiswa rantau, mungkin kisah-kisah menyedihkan yang selalu tertanam subur dalam benak.
Tinggal di rumah kontrakan dengan kamar isi seadanya. Lemari empat rak, meja belajar yang begitu kecil, rak buku yang kecil, satu buah spon yang sudah hampir lenyap. Untungnya, dalam kamar ada dua buah speaker, sebuah modem prolink dan sebuah leptop axio yang selalu selalu menyibukan saya untuk tidak terhanyut dalam kesengsaraan. hehehe.... Leptop axioo, kekasih setia saya selama berada di rantauan ini. Lewat leptop ini saya bisa menyibukan diri untuk menulis di blog seperti sekarang, menghibur diri lewat alunan-alunan musik. Dan tentu saja, lewat axioo kuno ini (axioo tipe TVW buatan pertama kale), saya dapat menyelesaikan aktivitas kuliah saya seperti tugas dari dosen dan lain-lain. Trima kasih axiooku.....
Terlepas dari hal diatas, disini saya mau mengungkapkan pahitnya menjadi mahasiswa rantau yang jauh dari orang tua seperti apa yang saya alami. Hari-hari ke kampus. Ya, wajib....!!! Yang terasa membengkak didada yaitu, pola makan. Sehari makan sekali. Dua kali saja jarang apalagi tiga kali makan. Jarang....sangat jarang. Tidak seperti saat masih dirumah. Makanan siap saji sudah disediakan Mama. Terserah, mau makan kapan saja, pokoknya semau kita. Suara Mama "Ayo makan" tak kedengaran. Berat badan yang mulanya mencapai standar kini turun 2 kg, 3 kg bahkan terkadang sampe 5 kg. Tugas dari dosen yang begitu menumpuk. Belum lagi pakian kotor yang harus dicuci. Yang cuci siapa kalo bukan sendiri cuci. Tangan cape kucak sini kucak sana. Kamar berantakan. Rapi hanya lima menit. Setelah itu, habis pakai langsung lempar itu sudah biasa. Hambur adukkk......! Memang menyedihkan benar jadi mahasiswa rantau.
Coba simak lyrik lagu PHB berikut........
Mahasiswa Rantau
By. PHB
Kampus biru mentereng
Isinya mahasiswa
Yang nya cem-macem
Merah kuning ijo
Eh kampus yang biru
Mahasiswa rantau makan tak teratur
Senen makan, Selasa puasa
Rabu ngutang, eh Kamis dibayar
Jum'at lapar lagi.... Sabtu makan lagi...
Minggu ngutang lagi... Senen balik lagi...
Rambut metal gondrong, celananya bolong
Jarang makan apalagi jajan
Pacar tiada duit pun tak punya
Utang di mana-mana
Aku ini memang mahasiswa ripuh
Masuk kelas (jret-jret!) udah injury time
Datang telat pulang paling rajin
IP jeblok, enol koma lima (lima....)
Kagak lulus-lulus (sukur....)
Ude 17 taun (sukur....)
Jadi macan kampus (sukur....)
Mahasiswa abadi (sukur....)
Abdai sekali (sukur....)
Aku ini memang ma-a-ci-wa ripuh... (sukur....)
Ripuh sekali! (bodo sih lo, bodo dipiara, otak udang dipiara!)
Setidaknya lyrik lagu ini mencerminkan dan mewakili nasib semua mahasiswa rantau. Memang benar, teutama soal perut. Jauhnya jarak orang tua kadang membuat kantong kering saat akhir bulan. Harus menunggu tanggal muda datang saat orang tua gajian untuk ATM bisa terisi kembali. Disini penyakit maag pasti tak terhindarkan. Terutama bagi yang cewek. Coba survey saja tentang penyakit maag pada mahasiswa rantau. hehehe.,,,,
Untungnya, saya tak seperti lyrik yang berbunyi "IP jeblok, enol koma lima (lima…), Kagak lulus-lulus (sukur….)". (Yang benar saja u, tunjukin saja scan KHS u disini). Hussss, rahasialah......!!! Tpi intinya lebih dari lyrik tersebut. hehe
Lebih beruntunng lagi, saya tidak seperti bunyi lyrik ini "Kagak lulus-lulus (sukur….), Udeh 17 tahun (sukur….), jadi macan kampus (sukur….), Mahasiswa abadi (sukur….),Abadi sekali (sukur)". Walau belum lulus tapi saya tidak mau kaya itu. Semoga sesuai rencana. SSSSTTTTT........!!!
Begitulah sedikit gmbaran tentang nasib mahasiswa rantau yang jauh dari orang tua. Pasti semua yang pernah menjadi mahasiswa rantau atau yang sedangpun merasakan hal ini.
Ehhh, yang lum dengar lagu mahasiswa rantau dowload saja di stafaband atau langsung disini. DOWNLOAD
Posting Komentar